Banda Aceh – Asisten II Sekda Aceh T. Ahmad Dadek, menawarkan kepada Pemerintah Kabupaten Pidie untuk membeli alat deteksi Covid-19 melalui embusan nafas hasil pengembangan peneliti Universitas Gajah Mada (UGM) yang diberi nama GeNose. Hal itu menjadi salah satu opsi yang bisa dilakukan Pemkab Pidie selain pengadaan alat tes polymerase chain reaction (PCR)
Dadek menawarkan pembelian GeNose kepada Pemkab Pidie dengan beberapa alasan. Selain harga murah sekitar Rp.40 juta untuk 100 ribu pemeriksaan, alat deteksi ini memiliki kemampuan mendeteksi virus corona baru dalam tubuh manusia dalam waktu cepat. Tidak kurang dari 2 menit hasil tes sudah dapat diketahui apakah positif atau negatif Covid-19.
“Bisa beli dengan uang bantuan keuangan khusus penanganan covid-19, harganya murah dan hasilnya akurat,” kata Dadek dalam pertemuan di Banda Aceh, Jumat (08/01/2020).
Sebelumnya, Pemkab Pidie, dalam hal ini Wakil Bupati bersama jajaran Dinas Kesehatan Pidie dan jajaran BLUD Rumah Sakit Umum Tgk. Chik Ditiro meminta agar pemerintah Aceh menyediakan satu unit alat PCR di rumah sakit regional di Pidie.
Pemerintah Aceh sendiri telah memiliki dua unit kontainer PCR. Namun demikian, sampai sejauh ini pemakaian alat itu belum terlalu maksimal. Dari kuota pemeriksaan yang mencapai 1.000 sampel per hari, sejauh ini masih sekitar 300 sampel yang diperiksa per harinya. Kabupaten Pidie bahkan hanya mengirimkan sekitar 106 sampel dalam seminggu terakhir. Padahal Pidie punya kuota 50 sampel per harinya.
Wakil Bupati Pidie, Fadhlullah T.M Daud, mengatakan, pihaknya akan mencoba melakukan tracing lebih baik sehingga sampel yang dikirimkan untuk diperiksa di Laboratorium PCR bisa lebih banyak.
“Mungkin betul seperti kata Pak Dadek, kami mohon diperbanyak rapid antigen. Kedua yang GeNose itu kita akan pertimbangkan membeli dengan uang bantuan keuangan dari pemerintah Aceh,” kata Fadhlullah. [R]