Beranda Headline Disbudpar Aceh Terus Kebut Persiapan Penyelenggaraan Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke- 8

Disbudpar Aceh Terus Kebut Persiapan Penyelenggaraan Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke- 8

Logo PKA Ke-8 Aceh.

Banda Aceh – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh terus melakukan persiapan  dalam rangka menyuskseskan Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-VIII yang akan berlangsung pada 4-12 November 2023 mendatang di Banda Aceh.

Kepala Bidang (Kabid) Sejarah dan Nilai Budaya Disbudpar Aceh, Evi Mayasari menuturkan bahwa hingga saat ini persiapan PKA ke-VIII sudah mencapai 70 persen.

“Untuk persiapan PKA saat ini sudah 70 persen. Memang ada sedikit hambatan karena ada perubahan skema dari yang awal kita buat di tiga titik sekarang hanya berfokus pada satu titik di Taman Ratu Safiatuddin,” kata Evi, Senin (4/8/2023).

Ia menyebut, beberapa hal yang menjadi kendala itu perlu dikoordinasi ulang dengan persiapan terkait venue-venue yang saat ini dalam proses pengerjaan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

“Jadi kami juga lagi menunggu persiapan oleh teman-teman PUPR untuk venue utama dari PKA,” jelasnya.

Disamping itu, pihaknya juga melakukan koordinasi dengan kabupaten/kota yang sudah mencapai 90 persen. Sedangkan kegiatan yang mengundang tamu dari negara-negara luar dan pemerintah pusat terus dipersiapkan.

Evi menyampaikan, seyogyanya kegiatan PKA ke-VIII ini akan digelar pada 19-27 Agustus bulan ini. Namun atas pertimbangan sejumlah hal, kegiatan itu diundur ke tanggal 4-12 November 2023.

Evi Mayasari menyebut, ajang PKA merupakan salah satu strategi untuk kemajuan kebudayaan Aceh. Sehingga melalui kegiatan PKA ini banyak hal yang bisa dicapai.

Menurutnya, kegiatan PKA adalah media untuk melakukan pemajuan kebudayaan yang berdampak kepada ekonomi kreatif untuk masyarakat, dimana banyak hal yang bisa dilakukan dalam ajang tersebut.

“Seperti pemberdayaan seniman, ekonomi kreatif, bisa melakukan kerja sama dengan beberapa negara melalui bisnis matching misalnya dan juga bisa menampilkan diplomasi budaya Aceh melalui seminar,” Pungkas Evi. (*)