Banda Aceh – Ketua beserta anggota Majelis Senat Akademik (MSA) Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH) se-Indonesia akan berkumpul di Universitas Syiah Kuala mulai tanggal 25 – 27 Agustus 2023 untuk menggelar Sidang Paripurna MSA PTN-BH./, Banda Aceh, Kamis (24/08/2023).
Ketua Senat Akademik USK., Prof. Dr. Abubakar, M.S, mengatakan, sidang paripurna ini akan dihadiri 21 delegasi termasuk USK dari seluruh kampus yang berstatus PTN-BH di Indonesia. Delegasi yang hadir tersebut terdiri dari Ketua dan Sekretaris Senat Akademik, beserta Ketua dan Sekretaris Komisi Senat Akademik dari masing-masing PTN-BH.
Lalu narasumber yang akan hadir, di antaranya adalah dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi dan Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (WANTIKNAS), yang juga Pakar Penerbangan Indonesia, Dr.-Ing. H. Ilham Akbar Habibie, Dipl.Ing., M.B.A., dan Rektor USK Prof. Dr. Ir. Marwan.
Adapun tema yang diangkat dalam pertemuan ini adalah “Memperkuat Pendidikan Tinggi yang Berkarakter di Era Masyarakat Informasi 4.0”. Abubakar mengatakan, tema tersebut sengaja dipilih untuk merespon kesiapan perguruan tinggi terhadap perkembangan digitalisasi saat ini. Mengingat kemajuan teknologi informasi dan komunikasi tersebut secara signifikan akan turut mempengaruhi penyelenggaraan pendidikan tinggi.
“Di antaranya, pada aspek pembelajaran, manajemen perguruan tinggi hingga bagaimana budaya organisasi yang dapat mendukung optimalisasi teknologi komunikasi dalam segala bisnis proses yang melingkupinya,” ucapnya.
Selain itu, perkembangan teknologi digitalisasi saat ini tidak menutup kemungkinan akan mendorong anak disik beserta insan akademik kepada hal-hal negatif yang tidak diharapkan. Sebagai contoh, bagaimana para mahasiswa dan mungkin termasuk dosen dengan mudahnya menggunakan berbagai kemudahan teknologi digitalisasi ini dalam menyelesaikan Sebagian pekerjaan atau tugasnya. Mahasiswa biasa sudah bertanya kepada google dan bahkan mahasiswa dalam menjawab tugas kuliahpun sudah terbiasa menggunakan chatGPT.
Lalu dengan kondisi seperti ini bila tidak dilakukan langkah-langkah strategis, maka pertanyaannya PT akan melahirkan generasi seperti apa?
“Oleh karena itu, kegiatan ini menjadi sangat penting dalam rangka bertukar informasi dan gagasan antara PTN-BH dalam menghadapi perkembangan teknologi saat ini yang tidak mungkin dihindari,” ucapnya.
Maka Abubakar menilai ada beberapa pertanyaan yang mengemuka dan harus segera ditemukan solusinya. Di antaranya, bagaimana perguruan tinggi Indonesia seharusnya merespon perkembangan paling akhir dari lingkungan masyarakat digital yang transformatif tersebut?
Termasuk pula Kebijakan apa yang harus segera disiapkan, untuk khususnya untuk menjamin pendidikan berkarakter tetap terselenggara dalam dinamika teknologi yang tak terbendung ini?
“Maka melalui forum ini, nantinya kita akan bertukar gagasan mengenai praktik baik dalam penegakan nilai-nilai pendidikan tinggi yang berkarakter di era masyarakat informasi 4.0 dengan segala dinamikanya tersebut,” ucap Abubakar. (*)