Banda Aceh – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh, Dra Hj. Kasumi Sulaiman menilai, pendidikan di Kota Banda Aceh belum berjalan maksimal. Salah satu faktor utamanya adalah pembelajaran dilaksanakan melalui daring atau online.
“Resapan ilmu tidak maksimal oleh siswa, masalahnya banyak siswa yang tidak memiliki hp android. Kemudian masalah sinyal tidak bagus dan pengawasan dari orang tua yang bekerja juga tidak maksimal,” kata Dra Hj. Kasumi Sulaiman di Banda Aceh, Rabu, 31 Maret 2021.
Kasumi menuturkan peran orang tua serta lingkungan sekitar penting untjk membantu menjaga ketahanan keluarganya masing-masing. Disamping itu, juga perlu memberikan pemahaman kepada anak tentang pentingnya pendidikan.
“Diharapkan keluarga dan lingkungan untuk dapat lebih berperan dalam menjaga ketahanan keluarga,” ujar Politikus yang akrab disapa Bunda Mimi itu.
Anggota Komisi IV DPRK Banda Aceh ini mengatakan, pendidikan secara tatap muka dapat dibuka kembali dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang ketat. Hal ini dilakukan sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran dan penularan Covid-19 di lingkungan sekolah.
“Kita berharap sekolah dibuka seperti biasa dengan merujuk prokes yang ketat. Seperti aanya pemeriksaan suhu tubuh, setiap kelas mempunyai wadah tempat cuci tangan didepan kelas satu, memakai masker dan jaga jarak,” jelasnya.
Lebiha lanjut, Bunda Mimi berharap, meskipun dalam kondisi pandemi virus corona, kualitas pendidikan di Banda Aceh tidak menurun. Proses belajar mengajar diharapkan mampu meningkatkan prestasi siswa dari tahun-tahun sebelumnya.
“Harapan kita pendidikan di Kota Banda Aceh berjalan sebagai mana mestinya dan dapat meningkatkan kualitas melebihi tahun tahun yang lalu,” tutupnya. (Parlementaria)