Banda Aceh – Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh, Dra Hj. Kasumi Sulaiman mengingatkan, pentingnya peran orang tua serta keluarga dalam meminimalisir tindakan kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kota Banda Aceh.
Kasumi menilai, selama ini pemenuhan hak perempuan dan anak di Kota Banda Aceh belum berjalan maksimal seperti yang diharapkan. Padahal saban 8 Maret tiap tahunnya, hari perempuan sedunia diperingati.
“Pemenuhan hak perempuan dan anak di Kota Banda Aceh selama ini belum maksimal seperti apa yang kita harapkan,” kata Dra Hj. Kasumi Sulaiman, di Banda Aceh, Selasa ,30 Maret 2021.
Kasumi mengatakan, Hari Perempuan Sedunia atau Internasional Women’s Day pada tahun ini mengambil tema kampanye ‘Choose to Challenge’ sebagai bentuk bahwa kaum perempuan berani mengambil pilihan dan tantangan.
Politikus Partai Golkar ini menyampaikan, Kota Banda Aceh belum layak disematkan sebagai kota ramah perempuan dan anak. Pasalnya, kata Kasumi, selama ini masih banyak terjadi tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kota Gemilang.
“Kota Banda Aceh belum layak dikatakan sebagai kota ramah terhadap perempuan dan anak. Selama ini banyak terjadi KDRT, pembunuhan terhadap perempuan, pelecehan seksual terhadap perempuan dan anak dll,” ujar Kasumi.
Oleh karena itu, lanjut Kasumi, pengawasan orang tua dan keluarga serta dukungan pemerintah setempat menjadi faktor utama dalam memberikan rasa aman dan nyaman bagi perempuan dan anak dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, angka kekerasan terhadap mereka bisa menurun dan hilang.
“Imbauan terkait perlindungan perempuan dan anak diharapkan orangtua berperan aktif menjaga anak dan keluarga dimana pun berada,” pungkasnya.
Untuk diketahui, Hari Perempuan Sedunia bermula dari aksi unjuk rasa di tahun 1909 dan kemudian dirintis oleh kaum sosialis di Amerikat Serikat. (Parlementaria)