Banda Aceh – Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh berharap pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) tidak merusak situs cagar budaya yang berada di Gampong Pande, Kecamatan Kuta Raja, Kota Banda Aceh.
Wakil Ketua II DPRK Banda Aceh, Isnaini Husda menyampaikan, DPRK bersama pemko serta pihak-pihak terkait lainnya sejak awal telah duduk bersama membahas terkait pembangunan Ipal dan penanganan situs cagar budaya di sana.
“Dulukan sudah pernah kita bicarakan bersama dan kita menyarankan mencari solusi terbaik. Masalah Banda Aceh bisa tuntas dan cagar budaya tetap bisa dipelihara,” ujar Isnaini Husda di Banda Aceh, Sabtu, 20 Maret 2021.
Menurut Politikus Partai Demokrat itu, instalasi pengolahan air limbah merupakan kebutuhan di Kota Banda Aceh untuk mengolah limbah. Disamping itu, merawat dan menjaga situs cagar budaya juga sangat penting dilakukan.
“Kita minta cari solusi terbaik supaya kedua-keduanya bisa jalan. Bagaimana Ipal bisa dilanjutkan tapi cagar budaya juga jangan diganggu,” kata Isnaini Husda.
Isnaini melanjutkan, pembangunan Ipal di Gampong Pande diharapkan tidak merusak situs cagar budaya yang ada di sana. Oleh karena itu, ia menawarkan opsi apakah Ipal itu digeser atau dipindahkan lokasinya.
“Jangan sampailah situs cagar budaya itu terkena pembangunan Ipal. Mungkin ada solusi apakah Ipal ini digeser atau pindah lokasi,” jelasnya.
Menurut Isnaini situs cagar budaya merupakan jati diri suatu daerah khususnya di Kota Banda Aceh. Makanya, lanjut Isnaini penanganannya juga harus diutamakan sehingga situs sejarah itu masih bisa dilihat oleh generasi ke depannya.
“Situs cagar budaya inikan jati diri yang harus dipelihara. Sehingga anak cucu kedepan bisa tahu sejarah dan buktinya ada situs sejarah disana,” ucapnya. (Parlementaria)
