Beranda Headline PB Rabithah Thaliban Aceh: DPRA Harus Beri Kesempatan Pemerintah Bekerja

PB Rabithah Thaliban Aceh: DPRA Harus Beri Kesempatan Pemerintah Bekerja

Banda Aceh – Pengurus Besar Rabithah Thaliban Aceh menyikapi sejumlah polemik yang sedang terjadi antara Pemerintah Aceh dan Dewan Perwakilan Rakyat Aceh. Rabithah Thaliban Aceh memandang polemik ketidakharmonisan antara legislatif dan eksekutif itu menimbulkan spekulasi publik dan dinamika keagamaan yang mengkhawatirkan dan perlu direspon bersama demi kepentingan masa depan Aceh.

Terkait hal itu, Rais ‘Am Rabithah Thaliban Aceh, Tgk Marbawi Yusuf menyampaikan, terhadap pemangku jabatan Aceh agar berpikir untuk kemajuan dan kesejahteraan pembangunan di Aceh sehingga kepentingan Aceh menjadi prioritas bagi segala elemen.

Kemudian RTA juga meminta DPRA dan Pemerintah Aceh untuk saling menghargai dengan mengedepankan komunikasi politik yang santun, elegan, moderen dan edukatif dalam mewujudkan pembangunan di Aceh.

“Para pihak yang berkepentingan di Aceh perlu menahan diri dan jangan berspekulasi politis dengan narasi-narasi provokatif yang mengakibatkan perpecahan ditengah masyarakat yang tengah menghadapi pandemi Covid-19,” kata Marbawi saat memberi keterangan persnya, di 3in1 Coffe Lampineung, Banda Aceh, Selasa (22/09/2020).

Ia menambahkan, DPRA perlu memberikan kesempatan kepada Pemerintah Aceh untuk menyelesaikan segala agenda kerja dalam masa pandemi Covid-19 sehingga Pemerintah Aceh lebih leluasa mewujudkan segala visi-misi demi rakyat Aceh.

Rabithah Taliban Aceh, kata Marbawi juga siap membantu pemikiran DPRA untuk menyelesaikan rencana kerja tahunan dan program legislasi Aceh baik rencana qanun khususnya yang berkaitan keagamaan sosial dan budaya, agar kinerja DPRA semakin maksimal yang menguntungkan rakyat Aceh.

Selain itu, kepada masyarakat Aceh Marbawi menyampaikan agar bisa mencermati polemik tersebut dengan baik supaya jangan timbul sikap arogansi. Sekaligus diperlukan sikap yang jauh lebih kedepannya yakni dengan nilai-nilai tabayyun oleh masyarakat dalam memandang polemik yang sedang terjadi di Aceh hari ini.

 

“Polemik ini terus berlanjut dan biasnya lebih meluas pada masyarakat bawah, maka perlu sikap tabayyun dalam melihat polemik ini,” pungkasnya.(R)