Banda Aceh- Dinas Pendidikan Dayah (Disdik Dayah) Kota Banda Aceh kembali melatih Santri dan Guru Dayah se-Kota Banda Aceh dalam agenda Pelatihan Bahasa Asing (Arab dan Inggris) bagi santri dan guru dayah, dilaksanakan di Hotel Grand Permata Hati, Blang Oi, Kecamatan Meuraxa pada tanggal 22-23 Agustus 2023.
Kegiatan yang dibuka Staf Ahli Walikota Banda Aceh, Tgk. Alizar Usman, S.Ag, M.Hum yang mengambil tema “Urgensi Bahasa Asing di Era Globalisasi”, menghadirkan narasumber yang profesional dibidangnya, yaitu Prof. Dr. Fauzi Saleh, MA (Guru Besar UIN Ar-Raniry).
Kepala Disdik Dayah Kota Banda Aceh Muhammad, S.Sos, MM melalui Kabid SDM dan Manajemen Muhammad Syarif, SHI, M.H mengatakan kegiatan ini dinilai strategis, dalam rangka memberikan wawasan bagi santri dan guru dayah tentang urgensi bahasa asing, mendorong terwujudnya santri dan guru dayah yang punya ketrampilan dalam berkomunikasi dengan bahasa Arab dan Inggris serta memberikan pemahanan teknik cepat belajar Bahasa Arab dan Inggris.
“Santri dan guru dayah kedepan dituntut untuk terampil dalam berbahasa Asing khususnya Arab dan Inggris,”harapnya seraya menyebutkan, kegiatan yang diikuti oleh 50 orang yang berasal dari santri dan guru dayah di lingkungan Pemerintah Kota Banda Aceh.
“Untuk diketahui, tahun ini Disdik Dayah Kota Banda Aceh telah melakukan berbagai pelatihan diantaranya; Pelatihan Life Skill serta Pelatihan UMKM Dayah. Semua pelatihan tersebut bersumber dari Dana Otsus Tahun 2023 dengan menghadirkan narasumber profesional di bidangnya,”ujarnya..
Tgk. Alizar Usman, S.Ag, M.Hum mewakili Pj Walikota Banda Aceh mengapresiasi atas pelaksanaan kegiatan ini.
“Penguasaan bahasa asing menjadi penting bagi santri dan guru dayah di era globalisasi. Karna itu pelatihan bahasa asing yang dilaksanakan oleh Disdik Dayah Kota Banda Aceh menjadi strategis dilaksanakan. Kami mengharapkan kepada peserta untuk serius mengikuti kegiatan ini.
Tentu kami yakin dan percaya di Dayah Terpadu (Modern) ketrampilan berbahasa Asing (Arab-Inggris) sudah lazim akan tetapi perlu pengayaan metodelogi pembelajaran serta pembenahan kaedah tata Bahasa. Sementara Dayah Salafiyah (Tradisional) belum terbiasa dalam berkomunikasi dengan Bahasa Arab dan Inggris akan tetapi lebih fokus pada mengkaji dan menelaah kitab klasik yang berbahasa Arab Kuno,”katanya.
Karna itu momentum dua hari kedepan dialektika dan komunikasi dengan Bahasa Arab dan Inggris menjadi pemantik dan motivasi dalam pengayaan keilmuan. “Apalagi narasumbernya orang yang professional di bidangnya serta pernah mondok di Dayah serta pernah tinggal di Arab dan Eropa,”ungkap Alizar Usman.
Turut Hadir pada kegiatan ini Kepala Dinas Syariat Islam Kota Banda Aceh, Ridwan Ibrahim S.Ag, M.Pd, Hidayat, S.Ag, M.Pd Anggota MPD dan para tamu undangan lainnya.(*)