Dinas Pangan Ramadan BAS Ramadan Aceh Barat pelantikan bupati PA Pelantikan Gubernur PA Pelantikan Gubernur BPKA Pelantikan Gubernur DPRA Pelantikan Gubernur KONI Pelantikan Gubernur Pasangan Iklan
Headline

Ahli Gizi: Anemia pada Ibu Menyusui Mempengaruhi Kualitas ASI

×

Ahli Gizi: Anemia pada Ibu Menyusui Mempengaruhi Kualitas ASI

Share this article
Ketua Persagi Aceh Junaidi.

Banda Aceh – Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) Provinsi Aceh menyatakan bahwa anemia pada ibu yang sedang menyusui bisa mempengaruhi kualitas ASI yang diberikan kepada anak sehingga berpotensi pada resiko stunting.

Ketua Persagi Aceh Junaidi, mengatakan bahwa anemia juga bisa terjadi pada ibu menyusui. Kemudian, hal yang dikhawatirkan adalah anemia masih terjadi ketika ia mulai menyusui anaknya.

Satpol PP Pelantikan Gub RSUZA Pelantikan Gub PUPR Pelantikan Gub

“Kalau ibu mengalami anemia saat menyusui, maka itu akan sangat mempengaruhi kualitas ASI yang diberikan,” kata Junaidi, Selasa (01/11/2022), di Banda Aceh.

Dirinya menjelaskan, ASI pada ibu tersebut sumbernya berasal dari makanan yang dikonsumsi. Kalau kemudian kondisi zat gizi dari asupannya si ibu kurang lalu ibu juga mengalami anemia,

“Maka dari situ lah akan dapat memperparah kualitas ASI yang diberikan kepada anak, dan jumlah volume ASI yang diberikannya,” ujarnya.

Jika kondisi itu terjadi, kata Junaidi, maka bisa menyebabkan anak yang dilahirkan tersebut nantinya tidak memiliki asupan zat gizi cukup dari ASI yang diberikan ibunya. Karena memang ASI nya tidak berkualitas, serta volumenya berkurang.

Kemudian, ketika ASI yang dikonsumsi anak tidak berkualitas atau volumenya kurang, maka cenderung mengalami sakit hingga selanjutnya beresiko terjadinya stunting akibat kekurangan gizi.

“Apalagi kalau misalnya si ibu menyusui tersebut juga mengalami penyakit tertentu. Hal itu justru tidak boleh memberikan ASI kepada anaknya,” ucap Junaidi.

Dalam kesempatan ini, Junaidi mengingatkan bahwa pencegahan anemia tersebut sangat baik dilakukan sejak awal tahapan kehidupan. Mulai dari seorang perempuan berusia remaja 12 tahun.

Remaja-remaja putri berumur 12 tahun, lanjut dia, itu harus benar-benar dipantau secara baik bahkan mengintervensinya. Supaya nantinya dia tidak menjadi remaja-remaja putri yang mengalami anemia.

“Sehingga ketika saatnya nanti dia berumah tangga dia menjadi wanita usia subur atau ibu yang memang sehat. Sehingga akan melahirkan anak-anak sehat,” pungkas Junaidi.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Aceh Dr Hanif mengingatkan, selama seorang ibu sedang hamil mereka harus melakukan pemeriksaan kehamilan sebanyak 6 kali. Minimal dengan 2x ANC harus dengan dokter, selebihnya boleh sama tenaga kesehatan lainnya.

“Bumil juga harus minum Tablet Tambah Darah minimal 90 tablet selama hamil. Khusus pada ibu hamil KEK, harus disertai dengan pemberian makanan tambahan berupa protein hewani,” kata Hanif.

Selain itu, Hanif juga menilai petugas kesehatan perlu menyasar kelompok anak balita. Dikelompok ini, mulai dari pemantauan tumbuh kembang, memastikan bayi mendapatkan ASI (Air susu ibu) eksklusif sejak lahir hingga anak berusia 6 bulan.

Tak hanya itu, lanjut Hanif, perlu juga dilaksanakan pemberian makanan tambahan protein hewani bagi balita. Tata laksana balita dengan masalah gizi seperti merujuk balita dengan masalah gizi ke Puskesmas atau Rumah Sakit.

“Pemberian makanan tambahan pada balita gizi kurang dan gizi buruk juga perlu dilakukan agar mereka benar-benar sehat,” tutup Hanif. (*)

|Advertorial.

PUPR Pelantikan Gub Dinsos Pelantikan Gub Disdik Pelantikan Gub ESDM Pelantikan Gub
Dinas Pangan Pelantikan Gub Bappeda Pelantikan Gub BPBA Pelantikan Gub HPN Diskominfo