Beranda Headline Wakil Ketua DPRA Tinjau Lokasi Lahan Kebun Warga Amblas Akibat Abrasi Sungai

Wakil Ketua DPRA Tinjau Lokasi Lahan Kebun Warga Amblas Akibat Abrasi Sungai

Aceh Barat Daya – Jalanan bebatuan dan sulitnya medan tak menyurutkan langkah Safaruddin. Wakil Ketua DPRA ini berupaya menuju lokasi yang akan ditinjaunya dengan menggunakan sepeda motor trail.

Sabtu siang, 3 April 2021 kemarin, Safaruddin telah berencana untuk mengunjungi lokasi tempat lahan kebun warga Gampong Blang Dalam, Babahrot, Aceh Barat Daya, yang amblas tergerus sungai akibat abrasi. Namun saat tiba di kawasan Simpang Meurandeh, warga setempat mengabarkan bahwa untuk menuju lokasi itu tidak dapat dilalui kendaraan roda empat. Mendapat informasi itu, dia pun memerintahkan stafnya untuk menyediakan motor dan bersikukuh untuk tetap menuju lokasi.

Selang beberapa saat, beberapa motor disiapkan. Awalnya Safaruddin akan mengendarai motor trail yang telah disiapkan. Namun akhirnya salah seorang staf meminta izin agar memboncenginya, dikarenakan kondisi jalan dikabarkan banyak berlubang dan berlumpur.

Selanjutnya, Safaruddin menjajal kawasan Simpang Meurandeh, melewati perkebunan warga dengan medan jalan yang berbantuan. Sekitar 20 menit, setelah menempuh jarak lebih kurang tiga kilometer, Safaruddin akhirnya sampai di lokasi dan menemui beberapa petani.

Juliadi, salah seorang petani yang ditemui Safaruddin menceritakan kondisi lahan mereka yang amblas akibat abrasi sungai.

“Selama ini, sedikit-sedikit lahan kami tergerus sungai. Diperkirakan lahan yang tergerus sudah mencapai tiga hektare di sepanjang aliran Sungai Babahrot Gampong Blang Dalam. Di sini, kami palingnnya setiap warga hanya punya satu hektare kebun. Kalau itu habis karena abrasi, bagaimana nasib kami pak,” keluh Juliadi didampingi beberapa petani lainnya kepada Safaruddin didampingi Anggota DPRK Abdya, Zulfan.

Setelah mendapat keterangan para petani itu, politikus Partai Gerindra Aceh ini pun bertanya kepada para petani guna memastikan lahan kebun di kawasan itu bukan milik perusahan.

“Kalau punya perusahaan saya tidak bisa bantu, apa yang sudah saya upayakan pun akan saya batalkan. Tapi kalau memang ini betul-betul punya warga, maka akan saya lanjutkan rencana programnya,” tegas Safaruddin.

Para petani itu pun memastikan bahwa lahan kebun di areal kawasan Sungai Babahrot itu milik mereka sendiri yang telah dikelola sejak lama. Mendengar itu, Safaruddin akhirnya menjelaskan tentang upaya yang telah dilakukannya guna menyelamatkan lahan warga yang terus amblas akibat abrasi.

“Saya sebelumnya telah mengupayakan anggaran Rp1 miliar untuk program normalisasi Sungai Babahrot, namun karena pertimbangan program itu tidak memadai dengan anggaran segitu, maka kembali saya upayakan penambahan menjadi Rp 3 miliar,” paparnya.

Safaruddin menjelaskan, program normalisasi Sungai Babahrot tersebut telah tertuang dalam program APBA 2021.

“Kemungkinan dalam waktu dekat, Pemerintah Aceh akan segera melakukan tender program tersebut dan pekerjaannya akan dilakukan tahun ini,” jelasnya.

Setelah memberikan penjelasan kepada para petani, Safaruddin pamit melanjutkan perjalanan untuk menemui kepala desa setempat dan para warga lainnya di titik nol pengerjaan program itu. Dia pun memberikan penjelasan yang sama kepada aparatur desa tersebut tentang program normalisasi Sungai Babahrot. Dia juga meminta para aparatur desa dan warga untuk mengawal seluruh pengerjaan program normalisasi sungai itu agar terlaksana dengan baik serta sesuai dengan harapan warga.

“Bantu saya selaku wakil rakyat untuk mengawal semua ini agar terlaksana dengan baik. Jangan nanti program jni akan menjadi masalah baru jika pelaksanaannya tidak tepat, jadi harus dikawal. Perencanaan hingga pelaksanaannya harus jelas, sehingga nantinya betul-betul dapat menyelamatkan perkebunan warga di sini,” ungkapnya.

Kepada wartawan, Safaruddin mengatakan selain lahan perkebunan, juga terdapat beberapa rumah warga di aliran Sungai Babahrot yang terancam amblas ke sungai, akibat tebing sungai terus terkikis abrasi.

“Lahan di sini merupakan sumber utama pendapatan warga di sini. Apalagi masing-masing warga hanya memiliki lahan satu hektare, jadi kan kasihan kalau tidak diselamatkan. Dan ini juga akan berdampak kepada perekonomian warga desa ini jika lahan mereka hilang,” ungkapnya.

Setelah peninjauan ini, kata Safaruddin, dirinya akan mengawal dinas terkait sebagai penanggungjawab pelaksanaan program normalisasi sungai itu, agar betul-betul terlaksana dengan baik.

“Jika program ini betul-betul terlaksana, maka akan menjadi kebahagiaan para warga di sini, karena lahan perkebunan mereka terselamatkan,” ujarnya. [Parlementaria]