Banda Aceh – Jelang gelaran Pra-kongres V Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) dan Seminar Kota Pusaka dengan tema “Pusaka Waktu” pada 29-30 Maret 2021, sejumlah Kepala Daerah di seluruh Indonesia tiba di Kota Banda Aceh, pada Minggu (28/3/2021).
Sebagai tamu kehormatan, para peserta tersebut disambut hangat Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman sejak menginjakkan kakinya di ‘Kota Gemilang’.
Wali Kota Aminullah Usman menyampaikan selamat datang di Kota Banda Aceh kepada para Bupati dan Wali Kota Se-Indonesia serta para rombongan JKPI.
“Salam hangat kepada para peserta, semoga selama berada disini memberikan kesan dan kenangan mendalam kepada bapak dan ibu, dan silahkan menikmati indahnya bentangan alam dan situs budaya dan sejarah “Kota Gemilang”, ungkapnya
Wali Kota Aminullah juga mengajak semua kepala daerah dan seluruh delegasi Pra Kongres JKPI menghabiskan waktu untuk berkunjung menikmati keunikan dan kelebihan yang dimiliki ibukota Serambi Mekkah.
Katanya, banyak destinasi yang wajib dikunjungi, seperti destinasi wisata religi Masjid Raya Baiturrahman sebagai masjid terindah di Asia Tenggara yang juga memiliki sejarah panjang sejak Kerajaan Aceh. Kemudian ada wisata tsunami yang memberikan edukasi tentang tangguh terhadap bencana.
“Sebagai Kota Islam tertua, Banda Aceh memiliki sejumlah bangunan indah yang tak dimiliki oleh negara lain seperti Mesjid Raya Baiturahman, Museum Tsunami, Pintu Khop dan Gunongan serta memiliki destinasi pantai, diantaranya pantai Ulee Lheu dan Kampung Jawa,” sebutnya.
Wali Kota juga mengajak para tamu Pra JKPI tersebut untuk menikmati kuliner Aceh yang dikenal dengan 3E (Enak, enaaaaak dan enaaak sekali), sambil menikmati keindahan taman di berbagai berbagai sudut kota.
Kuliner Aceh yang mesti dicicipi adalah makanan tradisional Aceh, mulai dari Timphan, Kuah Pliek U, Keukarah, Kuah Beulangong, Sie Reuboh, Asam Keueung hingga Keumamah.
“Untuk kuliner, Banda Aceh terkenal dengan Mie Aceh, Kuah Beulangong, Sie Reuboh, Kuah Pliek U hingga Keumamah.
Kemudian yang tidak boleh dilewatkan adalah kopi Aceh yang dikenal dengan kopi dengan cita rasa terenak di dunia. Di Banda Aceh bapak dan ibu dengan mudah menemukan kedai kopi di setiap sudut kota. kopi disini selain mengguggah rasa juga memiliki sejuta cerita, minum segelas kopi maka akan ada sejuta cerita” ungkapnya.
Aminullah berharap, para kepala daerah dan rombongan mendapatkan kesan dari lawatannya ke Banda Aceh sehingga sehingga menjadi duta mempromosikan berbagai kelebihan Banda Aceh saat kembali ke daerah masing-masing.
Dikatakannya, Banda Aceh selain memiliki potensi besar di sektor wisata, masyarakatnya juga terbuka dan ramah terhadap wisatawan sesuai dengan slogan ‘Peu Mulia Jamee Adat Geutanyoe’ (Memuliakan Tamu Merupakan Adat Kami).(R)