Banda Aceh – Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh, Abdul Rapur menyampaikan, sektor pariwisata sangat banyak menyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) Banda Aceh.
Akan tetapi, akibat pandemi virus corona yang melanda Aceh, jumlah kunjungan ke tempat wisata juga berkurang. Padahal, kata Rapur, Kota Banda Aceh merupakan kota pariwisata.
“Padahal pariwisata itu sangat berpengaruh untuk meningkatkan ekonomi daerah. Karena kalau kita mati kota pariwisatanya, maka pengunjungnya agak terbatas ke Aceh,” ujar Abdul Rapur di Banda Aceh, Jumat, 26 Februari 2021.
Menurut Abdul Rapur, sektor pariwisata perputaran uang melalui kunjungan wisatawan baik lokal maupun luar negeri. Akibat virus Corona, kunjungan wisatawan ke ibukota provinsi Aceh berkurang, meski sudah masuk masa new normal.
“Karena memang sumber perputaran uang dari pengunjung yang datang berwisata ke Banda Aceh karena kota banda aceh kan kota pariwisata,” kata Abdul Rapur.
Abdul Rapur menyampaikan, wisatawan luar negeri yang paling banyak berkunjung ke Banda Aceh adalah dari negeri Jiran. Mereka datang untuk menikmati wisata di Banda Aceh.
“Biasanya pengunjung pariwisata banyak dari luar daerah ke Banda Aceh, ada juga dari luar negeri, seperti Malaysia. Mereka datang ke Banda Aceh menikmati wisata, makan, dan berbelanja,” tuturnya.
Abdul Rapur menjelaskan, bantuan untuk pelaku usaha pariwisata itu penting diberikan. Namun, pihaknya juga memastikan bantuan tersebut tidak disalah gunakan untuk kepentingan pribadi tapi hanya untuk kepentingan modal usaha.
“Sebenarnya bantuan itu penting juga, tapi kadang-kadang masyarakat kita tidak efektif menggunakan uang bantuan pemerintah tersebut. Dapat uang itu bukan untuk modal usaha, melainkan membeli kekurangan sehari-hari dia,” ucapnya. (Parlementaria)