Banda Aceh- Tim Debat Bahasa Indonesia Universitas Syiah Kuala meraih juara satu dalam ajang nasional debat bahasa indonesia daring AMOEBA: World Antimicrobial Awareness Week (WAAW) Debate Contest 2020, Selasa (24/11). Ajang ini diselenggarakan oleh Kementrian Pertanian Republik Indonesia, Food and Agriculture Organization (FAO) Indonesia, World Health Organization (WHO) Indonesia, dan Center for Indonesia Medical Students’ Activities (CIMSA). Tim debat Unsyiah berhasil meraih juara satu setelah mengalahkan tim debat dari Universitas Gajah Mada di babak final. Slain itu, penghargaan khusus individu juga diterima oleh salah satu tim bedan Unsyiah, yaitu M. Ghifari Karsa sebagai best speaker.
Kegiatan ini dilaksanakan secara daring pada 20-24 November 2020 dan merupakan satu dari serangkaian acara WAAW Indonesia 2020. Tahun ini perlombaan debat mengangkat tema “Bijak Menggunakan Antimikrobial dengan Pendekatan One Health” yang secara umum mebahas isu resistensi antimicrobial, penyakit zoonosis, serta penedekatan one health approach dalam penanggulangannya di bidang medis, peternakan, dan pertanian.
Debat ini diikuti oleh 24 tim dari berbagai universitas di Indonesia. Tim dari Unsyiah sndiri terdiri dari Naufal Gusti (Fakultas Kedokteran 2017), Muhammad Ghifari Karsa (Fakultas Kedokteran 2018), dan Nabilah Shafwat (Farmasi 2017). Sebelumnya, tim Unsyiah berhasil maju ke babak quarterfinal setelah menjadi delapan tim terbaik yang lolos dari tiga babak penyisihan dengan mengumpulkan tiga poin kemenangan. Tim Unsyiah menduduki peringkat pertama pada babak penyisihan. Pada babak quarterfinal Unsyiah berhasil mengalahkan Universitas Siliwangi dan berlanjut ke babak semifinal.
Pada babak semifinal Unsyiah berhasil melaju ke babak grand final setelah mengalahkan Universitas Negeri Sebelas Maret. Pada partai puncak Unsyiah berhadapan dengan Universitas Gajah Mada dan bertindak sebagai oposisi dalam membahas “Sebagai Pemerintah Negara Berkembang dengan Keterbatasan Finansial, Dewan ini akan Lebih Memprioritaskan Penggunaan Dananya untuk Penelitian dan Pengembangan Antimicrobial Resistance Surveillance dengan Menggunakan Advance Molecular Detection Dibandingkan dengan Upaya Edukasi Terhadap Masyarakat Sebagai Langkah Mitigasi Risiko Resistensi Antimikroba”. Tim Unsyiah keluar sebagai juara setelah memenangkan lima suara dari total tujuh juri pada partai grand final.
Hal ini menjadi suatu kebanggaan bagi Aceh dan Unsyiah secara umum, terutama bagi Fakultas Kedokteran dan MIPA Unsyiah. Ini juga menjadi prestasi terbaik tim Unsyiah pada ajang debat yang diselenggarakan pertama kali pada tahun ini. Kesuksesan ini tidak lepas dari besarnya dukungan para dosen yang telah membimbing peserta, pihak dekanat baik secara moral sehingga tim dapat bertanding dan meraih hasil terbaik. Juga kepada Unsyiah Debating Club (UDC) serta unit Pengembangan Penalaran dan Kreavitas Mahasiswa (P2KM) yang telah membantu tim selama proses latihan, perlombaan, hingga pengumuman.(R)