Aceh Besar – Dalam rangka memulai musim tanam rendengan (tanam musim penghujan) tahun 2020/2021, Bupati Aceh Besar Mawardi Ali secara resmi melepas air di pintu Bendungan Krueng Aceh di gampong Seuneubok, kecamatan Seulimum, Minggu (15/11/2020). Pelepasan Aar itu menandai dimulainya pembajakan sawah tahun ini.
Bupati Aceh Besar, Mawardi Ali mengatakan, bahwa Pemkab Aceh Besar selalu mengedepankan sektor pertanian, maka itu pihaknya mengupayakan untuk selalu memulai musim tanam secara serentak. “Di kabupaten Aceh Besar, masa tanamnya itu dibuat secara resmi, dan merupakan agenda pemerintah. Karena bagi kita, masa tanam merupakan hal penting yang harus diperhatikan, sehingga mulai dari musyawarah, gotong royong, pelepasan air, bajak sawah, menanam sampai panen dilakukan resmi dan bersama-sama, mengingat luas tanam pada musim rendengan kali ini (2020/2021) sebanyak 29000 hektar, maka besar harapan agar musim tanam rendengan ini bisa dilakukan secara serentak, dengan tujuan manajemen penggunaan air sebagai kebutuhan pengolahan padi, bisa diatur seefisien mungkin”.
“Kita ingin mengulangi kesuksesan musim tanam gadu (tanam dimusim kemarau) Aceh Besar beberapa bulan lalu, yang dinilai sukses hampir 100 persen. Saat musim tanam gadu, ditanami seluas 8000 hektar yang kala itu dipanen perdana oleh Menteri Pertanian Republik Indonesia, Sahrul Yasin Limpo,” ungkap dia.
Kemudian tambah bupati Aceh Besar, musim tanam rendengan tahun ini, pihaknya akan memberikan subsidi berupa bajak sawah dan bibit gratis kepada petani yang lahannya gagal tahun lalu. “Akan kita gratiskan bajak dan bibit kepada yang tahun lalu gagal (panen), supaya petani bersemangat,” tutur Mawardi Ali.
Sementara itu, Plt . Kepala Dinas PUPR kabupaten Aceh Besar, Syahrial Amanullah mengatakan bahwa pihaknya terus memonitoring kesiapan irigasi di Aceh Besar. “Irigasi bendungan Krueng Aceh dan Krueng Jreu yang berada dibawah kewenangan Balai Wilayah Sungai (BWS) 1, beserta 117 irigasi lainnya yang berada dibawah wewenang pemkab Aceh Besar akan siap mengairi seluruh persawahan pada musim tanam kali ini” ujar dia.
“Untuk menghadapi musim rendengan, tantangannya berbeda dengan musim gadu, memasuki musim penghujan ini, kita harus benar-benar mengantisipasi jangan sampai kelebihan air, sehingga bisa memutuskan tali air atau membahayakan sawah maupun saluran irigasi,” jelas Syahrial.
Kemudian, hadir juga pada saat itu Kepala BWS 1 Sumatera, Jaya Sukarno, ia mengatakan bahwa pengelolaan irigasi harus benar-benar dikalkulasi dengan baik, jangan sampai lebih atau kurang. “Debit air harus diawasi dan jangan sampai terjadi lagi kelebihan air seperti yang pernah terjadi di tahun-tahun yang lalu”.(R)