BANDA ACEH – Ketua Forum Relawan Bansigom Aceh (FORBA) Mukhtaruddin meminta agar masyarakat tidak mudah percaya dan terpengaruh dengan isu provokatif yang dilakukan oleh oknum tidak bertanggung jawab dan bahkan dapat memperkeruh situasi Aceh saat ini.
Hal itu disampaikan Mukhtaruddin alias Maop dalam siaran persnya, menanggapi kehebohan di media sosial akibat provokasi sejumlah oknum terkait penyidikan KPK terhadap sejumlah pejabat di Aceh, pada Kamis (23/6/2021).
Pria yang kerap disapa Maop itu Mengatakan, saat ini publik di Aceh tengah disibukkan dengan isu dan berita sederet pemeriksaan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kepada sejumlah pejabat Aceh, terkait beberapa proyek pembangunan di Aceh.
Menurutnya hal tersebut merupakan hal biasa dalam mewujudkan transparansi dan pencegahan dalam kebijakan pemerintah. Namun ia menyayangkan, kondisi itu justru dimanfaatkan oleh beberapa oknum yang tidak bertanggung jawab untuk menyerang pihak Pemerintah Aceh dengan cara menyebarkan narasi-narasi palsu atau hoaks di kalangan masyarakat, sehingga memunculkan stigma negatif terhadap kinerja Pemerintah Aceh. Padahal masih dalam tahap penyidikan, belum ada keputusan hukum dari pihak KPK.
“Bahkan mereka tak segan-segan menyerang secara pribadi. Sungguh ini sangat disayangkan apalagi saat ini kita lagi dihadapkan dengan musibah besar (Covid-19) yang melanda seluruh dunia,” kata Mukhtaruddin.
Mukhtaruddin menerangkan, jika ditelisik secara cermat, aksi yang dilakukan oknum tersebut justru dapat mengganggu proses penyelidikan yang sedang berlangsung dan terkesan mereka sedang memaksa pihak KPK untuk menangkap siapapun termasuk Gubernur Aceh.
Padahal, kata Mukhtaruddin, kasus tersebut tidak cacat prosedur dan sesuai aturan hukum yang dilaksanakan. Namun demikian, oknum-oknum tersebut masih saja terus menggiring opini dengan narasi brutal seakan-akan mereka lebih tahu dan terkesan berlagak hebat dari pada aparatur penegak hukum.
Maka dari itu, Mukhtaruddin meminta kepada para oknum-oknum tersebut untuk segera menghentikan aksi-aksi provokasi mereka yang dapat merugikan masyarakat Aceh akibat beredarnya kabar hoaks. “Mereka juga membuat spanduk-spanduk yang sangat tendensius sehingga membuat gaduh di tengah-tengah masyarakat,” katanya.
“Jadi tidak etis jika masalah ini terus memprovokasi kita secara masif, sehingga konsekuensi logis membuat situasi kurang nyaman dan masyarakat pun jadi tersita energi dan pikiran untuk membahas hal-hal yang tidak produktif yang ikut menyita perhatian publik secara berlebihan,” kata Maop. (R)