Banda Aceh – Sayembara Aceh Berdikari yang diluncurkan oleh Pemerintah Aceh pada akhir September lalu telah memasuki babak akhir. Dari total 1.265 proposal yang diterima, panitia telah menetapkan 200 pengusaha muda yang berhak menerima stimulus berupa bantuan modal usaha.
Hal tersebut disampaikan oleh Plt Ketua Dekranasda Aceh Dyah Erti Idawati, saat menjadi pembicara pada talkshow yang digelar dalam rangka Penutupan Sayembara Aceh Berdikari, di aula Dinas Komunikasi, Informasi dan Persandian Aceh, Rabu (28/10/2020)
“Sayembara Aceh Berdikari adalah bentuk Perhatian Pemerintah Aceh kepada para pelaku UMKM. Dana yang diberikan adalah sebagai stimulus yang bertujuan untuk memberi semangat kepada pelaku UMKM, agar mampu bertahan di masa pandemi Covid-19 saat ini.
Dalam kesempatan tersebut, Dyah Erti juga berpesan agat pemuda pelaku usaha dapat menyesuaikan diri dengan keadaan, terutama di era revolusi 4.0 saat ini.
“Era 4.0, menuntut para pelaku usaha untuk mengikuti perkembangan zaman dan tidak gaptek. Kita harus bisa keluar dari paham lama, bahwa lokasi strategis menjadi faktor penentu. Kini, penjualan online telah mementahkan paham tersebut. Jadi, para pelaku usaha dapat terus mengembangkan usahanya di jagad maya tanpa harus terbebani dengan biaya sewa tempat usaha,” kata Dyah Erti.
Dosen Teknik Arsitektur Unsyiah itu, juga mengingatkan para pemuda yang baru menggeluti usaha, agar tidak memikirkan cara-cara instan, bahwa usaha sukses harus ditopang dengan modal besar.
“Tidak ada cara instan dalam memulai usaha. Banyak pengusaha-pengusaha yang saat ini sukses justru memulai usahanya dari nol,” imbuh Dyah Erti.
Senada dengan Dyah Erti, T Dhahrul Bawadi, selaku pemilik merk dagang Bawadi Kopi dan Fadli, pemilik Saudi Store, yang juga dihadirkan sebagai pemateri dalam kegiatan tersebut, juga menyampaikan pentingnya fokus dalam berusaha dan tidak memikirkan cara-cara instan.
Dalam pemaparannya, Bawadi dan Fadli membagikan kisah sukses dan bagaimana pahitnya jatuh bangun menjalankan bisnis yang mereka geluti.
“Kesalahan pelaku usaha pemula adalah tidak sabar dalam berusaha. Contoh, saat dia baru memulai usaha penjualan biji kopi, tapi melihat ada usaha temannya di bidang lain yang sukses dalam waktu singkat. Kemudian dia menutup usahanya dan beralih mengikuti usaha temannya, kemudian gagal. Tidak ada yang instan, kunci menjalankan usaha adalah tetap semangat, kreatif dan fokus,” kata Bawadi.
“Jangan menyerah, cari modal dari orang-orang terdekat. Syukuri berapapun modal yang didapat. Langkah selanjutnya, mulai terus usahanya sekecil apapun itu. Ingat, pohon besar juga dimulai dari benih yang kecil,” imbuh Fadli bertamsil.
Sebagaimana diketahui, Pemerintah Aceh sangat serius menggandeng UMKM. Plt Gubernur Aceh bahkan menerbitkan Surat Edaran agar SKPA selalu menggunakan produk UMKM Aceh dalam setiap kegiatan, mulai dari produk makanan dan minuman lokal hingga pakaian dan produk lainnya. Kebijakan tersebut mendapat apresiasi dari para pelaku UMKM di Aceh dan sejumlah pihak lain.[R]