Banda Aceh- Pengurus Wilayah Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (IPEMI) Aceh periode 2021-2026 dilantik oleh Ketua Umum IPEMI, Ingrid Kansil, S.Sos yang berlangsung secara daring, di Hotel Kryad, Banda Aceh, Sabtu (5/5/2021).
Pelantikan ini disaksikan secara virtual oleh seluruh pengurus IPEMI Aceh, baik dalam negeri maupun di luar negeri.
Dalam Surat Keputusan yang dibacakan Sekjen IPEMI, Nurwahidah Saleh, Tati Meutia Asmara, S.KH.,M.Si diamanahkan menjabat sebagai Ketua PW IPEMI ACEH periode 2021-2026. Pelantikan ini juga dirangkai dengan pembacaan ikrar yang dipandu oleh Ketua Umum IPEMI, dilanjutkan dengan pemasangan PIN dan penyerahan bendera PATAKA secara simbolis dari Ketua Umum kepada Ketua PW IPEMI Aceh.
Ketua PW IPEMI Aceh, Tati Meutia Asmara mengatakan, secara keorganisasian IPEMI Aceh optimis akan menjadi sebuah organisasi yang mampu mengembangkan wirasusaha muslimah dan mencerdaskan serta melakukan pemberdayaan ekonomi di Aceh. Ia melihat, di usia IPEMI ya ke-6 Tahun dan masih pemula, diharapkan amanah dan tanggungjawabnya menjadi PR besar bagi pihaknya untuk berpacu untuk segera diwujudkan agar organisasi ini menjadi lebih baik.
“Saya yakin dengan kerja sama dengan semua pihak di struktur, kita akan berusaha agar visi-misi yang ingin dicapai bisa diwujudkan. Sehingga insya Allah IPEMI terus ada sampai di grass root dan bukan hanya berada pada tataran wilayah saja,” katanya.
Survive di tengah Pandemi
Tati juga mengatakan, bahwasanya pelaku UMKM hari ini yang masih bertahan (survive) ditengah pandemi adalah banyak dari para pengusaha muslimah, walau memang harus diakui ada pergeseran model usaha terjadi, jika dulu tidak menggunakan layanan digitalisasi akan tetapi hari ini pengusaha tersebut dituntut harus mampu memanfaatkan kemampuan digitalisasi bagi usahanya, karena pandemi yang membatasi jarak atau interaksi antara penjual dan pembeli.
“Ini juga bisa dicover dengan pola-pola pengembangan usaha UMKM berbasis home industri yang menggunakan fasilitas digital,” ujarnya.
Ia berharap, para perempuan juga harus menjadi penopang perekonomian keluarga, sehingga Aceh masih bisa survive untuk berwirausaha ditengah pandemi.
Ketua Umum IPEMI Aceh, Ingrid Kansil, S.Sos mengatakan, pelantikan IPEMI Aceh semakin memperkuat eksistensi IPEMI, dengan harapan terus mendapatkan dukungan dari Pembina IPEMI Aceh. IPEMI Aceh juga perlu bersinergi dan berkoordinasi dengan Pemerintah daerah untuk mewujudkan segala program IPEMI yang telah diamanahkan dalam muktamar.
Ingrid juga mengatakan, UMKM kunci pemulihan ekonomi di Indonesia, jadi terus bersemangat untuk melakukan inovasi sehingga melahirkan produk-produk daerahnya masing-masing yang inovatif dan kreatif.
“Saya yakin pertumbuhan ekonomi Aceh akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, banyak produk kerajinan yang diproduksi oleh IPEMI Aceh. Seperti tas bordir Aceh, batik Aceh dan sebagainya. Saya bangga sekali memakai produk khas Aceh,” ujarnya.
Ingrid mengatakan, akibat pandemi Covid-19 khususnya bagi pelaku usaha dan UMKM sangat berdampak dari sisi suplay dan demand yang disebabkan perbatasan interaksi fisik.
“Saya yakin IPEMI Indonesia tetap semangat dan mampu beradaptasi dan bertransformasi, karena UMKM mendominasi populasi jumlah pengusaha di negara kita sebanyak 90 %. Insya Allah jika terus semangat dan berinovasi menggali potensi daerah masing-masing ,kita bisa melakukan survive,” tuturnya.
Sementara itu, Pembina IPEMI Aceh, Dr.Ir. Dyah Erti Idawati, MT mengatakan, dirinya terus memberikan dukungan dan support penuh kepada IPEMI Aceh.
Dyah mengatakan, dirinya merasa bangga dan senang dengan keberadaan organisasi IPEMI yang bertujuan melakukan pemberdayaan ekonomi masyarakat khususnya para muslimah yang baru merintis karir. Ia berharap, semoga IPEMI mampu ikut berperan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui penguatan ekonomi para pengusaha muslimah.
Oleh karena itu, dirinya juga yakin IPEMI juga mampu mewujudkan visi menjadi organisasi pengusaha muslimah terbesar di Inonesia.
Ia menegaskan, kehadiran IPEMI akan sangat membantu Pemerintah Aceh dalam upaya membangkitkan gairah dunia usaha.
“Kita tahu Pemerintah Aceh melalui visi Aceh Hebat yang salah satu program prioritasnya yaitu Aceh Kreatif dimana ini mendorong industri yang sesuai dengan potensi sumber daya daerah. Program ini juga dilaksanakan melalui penyediaan sentra produksi yang berbasis potensi sumber daya lokal dan berorientasi pada pasar lokal,” tuturnya. (R)