BANDA ACEH- Dalam ajang MTQ Nasional XXVIII 2020 yang berlangsung di Padang, Sumatera Barat, hanya satu orang Kafilah Aceh yang berhasil menjadi finalis. Sehingga Aceh berada diurutan ke 22 di bawah Maluku dan Papua.
Terkait hasil itu, Ketua Komisi VI DPRA, Irawan Abdullah menegaskan bahwa penilaian kesuksesan kafilah bukan dilihat dari juara, tapi bagaimana perjuangan mereka hingga tembus ke tingkat nasional.
“Bagi saya jangan terkesan ketika Aceh berada di posisi bawah seolah-olah ini kesalahan besar, harus diingat MTQ kali ini dalam kondisi pandemi Covid-19,” kata Irawan Abdullah, di Banda Aceh, Jumat (20/11/2020).
Meski demikian, kata Irawan, pemerintah juga harus mengevaluasi, dimana kehadiran kafilah Aceh ke MTQ Nasional di Padang berangkat dengan dana yang sedikit karena telah di refocusing.
Kemudian, dalam situasi pandemi Covid-19 ini, banyak peserta yang tidak bisa langsung mengikuti pelatihan sebagaimana biasanya, bahkan hanya dilakukan secara daring sehingga tidak maksimal.
“Bahkan juga ada kafilah yang tidak ikut, padahal mereka cukup baik, itu karena adanya hasil swab reaktif, sehingga tidak diperbolehkan mengikuti MTQ tersebut,” ujarnya.
Selain itu, lrawan melihat target keikutsertan Aceh pada MTQ Nasional di Padang ini hanya sebagai wujud menutupi kekosongan wakil Aceh.
Irawan menuturkan, jangan membandingkan Aceh dengan Provinsi Papua, ia meyakini bahwa peserta dari daerah burung cendrawasih itu juga memakai peserta dari luar sebagai wakilnya.
“Saya lihat sebagian besar orang-orang dari luar Papua yang memang ikut atas nama Papua,” ucap Irawan.
Tetapi bagaimanapun, hasil ini perlu di evaluasi baik dari segi anggaran maupun hal lainnya untuk dimaksimalkan.
“Supaya ke depan kafilah-kafilah tampil lebih baik lagi, dan kembali mengharumkan nama Aceh,” pungkas politikus PKS itu.(Parlementaria)